BEIJING - Koran-koran, buku-buku serta situs-situs internet di China dalam waktu dekat ini tidak akan diperbolehkan lagi menggunakan kata atau kalimat berbahasa Inggris lagi. Demikian dilaporkan oleh badan publikasi di negeri tersebut, sembari memperingatkan kemurnian bahasa China tengah dalam bahaya.

Kantor Pusat Publikasi dan Pers (GAPP) mengumumkan peraturan baru tersebut pada Senin 20 Desember lalu. Mereka mengatakan semakin banyaknya penggunaan kata-kata berbahasa Inggris serta singkatan-singkatan dalam bahasa China telah banyak menimbulkan kebingungan. Hal tersebut bisa dianggap sebagai penyalahgunaan bahasa.

"Praktik-praktik seperti ini telah mengacaukan standar dan kemurnian bahasa China dan mengganggu harmoni budaya dan bahasa, juga mengakibatkan dampak sosial negatif," demikian pernyataan badan tersebut dalam situs resminya.

"Kami akan melarang penggunaan bahasa campuran dalam suatu frase antara bahasa asing, seperti kata-kata atau singkatan-singkatan dalam bahasa Inggris, dengan tulisan-tulisan China. Percampuran tersebut dapat mengaburkan arti yang sebenarnya ingin disampaikan, baik dalam bahasa China ataupun bahasa asing," lanjut mereka lagi.

GAPP mengatakan pihak-pihak yang melanggar aturan ini akan berhadapan dengan hukuman administrasi tanpa memberi penjelasan secara spesifik.

Singkatan-singkatan seperti NBA (National Basketball Association), GDP (gross domestic product), CPI (consumer price index) dan WTO (World Trade Organization) telah umum digunakan di berbagai media publikasi China.

Namun, seperti dilansir AFP pada Rabu (22/12/2010), badan tersebut tetap menyisakan sedikit celah. Mereka mengatakan, jika diperlukan kata-kata berbahasa Inggris masih dapat digunakan namun tetap harus diikuti dengan terjemahan atau penjelasan dalam bahasa China, sesuai dengan peraturan. Nama-nama orang dan tempat dalam bahasa Inggris pun harus diterjemahkan ke dalam kata-kata China.

sumber : international.okezone.com