Pimpinan Angkatan Pertahanan Israel (IDF) pada hari Senin kemarin (7/2) menyatakan bahwa Hizbullah dan Hamas akan gagal bila menghadapi IDF dalam peperangan konvensional.

"Saya tidak meremehkan Hamas atau Hizbullah," kata Gabi Ashkenazi saat berbicara pada konferensi keamanan ke-11 tahunan Israel di Herzliya, "Tetapi mereka tidak mampu menaklukkan Negev atau Galilea."

Wilayah selatan Negev Israel merupakan target rutin dari roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza yang dikuasai Hamas. Israel juga menghadapi tembakan roket di perbatasan utara selama perang dengan Hizbullah pada tahun 2006.

"Kami harus siap untuk bertempur lebih banyak daripada sekali perang," kata Ashkenazi, menambahkan bahwa di masa depan, IDF harus "siap untuk perang konvensional, konvensional dan non-konvensional."

"Hizbullah dan Hamas sadar bahwa pertemuan kita di medan perang klasik akan sangat merusak," kata kepala IDF tersebut. "Karena itu mereka berkumpul di daerah perkotaan."

Berbicara tentang pemberontakan baru-baru ini di Mesir dan bagaimana hal itu akan mempengaruhi Israel, Ashkenazi mengatakan "perdamaian dengan Mesir adalah aset strategis Israel."

"Saya berharap ini akan tetap stabil tapi sulit untuk mengatakannya," kata Ashkenazi.

Dia mengatakan mungkin ada pemberontakan, mirip dengan yang ada di Mesir karena "sejumlah besar kekuasaan diserahkan kepada rakyat."

"Ada kemungkinan bahwa kita akan melihat gelombang revolusi seperti ini," kata kepala IDF itu tentang pemberontakan di dunia Arab, "yang menjadi pertanyaan apakah hal itu akan memiliki efek domino atau tidak."

Ashkenazi direncanakan akan mengakhiri jabatannya sebagai kepala IDF minggu ini. Ia mengakui bahwa meskipun ia pensiun, IDF akan tetap kuat.

"IDF adalah tentara yang memahami tanggung jawabnya," kata Ashkenazi.

sumber : www.eramuslim.com