gravatar

"Tripoli Sudah Seperti Medan Perang"

TRIPOLI - Demonstrasi yang terjadi di Libya yang dilakukan atas imbas dari demonstrasi besar-besaran seperti di Tunisa dan Mesir berimbas kepada para mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu di sana.

Seorang mahasiswi  warga negara Indonesia (WNI) yang diwawancara oleh Okezone, menceritakan mengenai kondisi terbaru yang terjadi di Libya.

Mahasiswi yang tidak mau disebutkan namanya ini kuliah di salah satu universitas ternama di Libya.

Saat ini WNI yang berada di Libya diminta untuk tidak melakukan aktifitas.

Pasukan militer pun kini tengah menjaga kampus yang terletak di ibukota Libya, Tripoli, tersebut.

"Bandara saat ini tidak aktif, pesawat tidak bisa mendarat. Internet dimatikan, mau menghubungi keluarga di tanah air pun sulit," ujar mahasiswi yang mengambil jurusan dakwah Islamiah alalamiyah tersebut.

Diperkirakan 900 jiwa warga WNI diminta untuk meninggalkan ibukota oleh pemilik tempat mereka bekerja. Sementara sekira 130 mahasiswa pun masih menunggu arahan dari kedutaan besar Indonesia untuk melakukan evakuasi.

"Mohon untuk pemerintah Indonesia secepat mungkin mengambil keputusan terbaik, karena di Libya bukan lagi demo, tapi sudah perang," ujarnya.

"Saat ini kampus sudah dikepung tentara, semuanya tidak boleh keluar oleh tentara," lanjutnya.

Namun, usaha evakuasi tampaknya masih terlalu sulit direalisasikan, karena dikabarkan bandara saat ini tidak beroperasi.

Rakyat pun dikabarkan menjadi korban karena adanya pemboman yang dilakukan melalui udara, hingga berita ini diturunkan masih belum diketahui berapa jumlah korban jiwa yang jatuh.

Kekuasaan di Libya sudah dipegang oleh Muamar Khadafi selama lebih dari 40 tahun. Khadafi sendiri dianggap sebagai pemimpin dengan kekuasaan terlama di Afrika.

Kini rakyat tampaknya ingin mengikuti jejak Tunisia dan Mesir untuk menggulingkan kekuasaan Khadafi. Mereka melakukan demonstrasi  yang disebut sebagai "Hari Kemarahan".
 sumber : international.okezone.com

Link Sahabat

Kategori

Pengunjung

free counters