Sekelompok pasukan pemerintah yang dahulu setia kepada penguasa Libya Muammar Gaddafi telah membelot ke kubu pemberontak revolusioner di kota barat laut Misratah.

Sabtu malam kemarin (12/3), sekelompok pasukan pemerintah telah bergabung dengan pejuang oposisi, yang menjaga wilayah Misratah, yang terletak 150 kilometer (95 mil) timur ibukota Libya Tripoli, Reuters melaporkan.

Laporan dari pembelotan ini juga akan menjadi pertanda buruk bagi pemerintah Gaddafi, yang telah meluncurkan pasukan melakukan beberapa serangan ke Misratah pekan lalu dalam upaya gagal untuk merebut kembali kota tersebut.

Namun, pasukan Gaddafi sekarang kembali berhasil mengontrol kota dan kilang minyak di Ras Lanouf, terletak 380 mil (615 kilometer) tenggara Tripoli.

Serangan di kota pelabuhan penting itu terjadi selama beberapa hari terakhir dan hal ini juga merupakan tanda bahwa pasukan Gaddafi telah berkumpul kembali dan mencoba untuk mengkompensasi kemunduran mereka setelah kalah sejak aksi protes anti-pemerintah dimulai pada tanggal 15 Februari.

Pada hari Sabtu kemarin, Liga Arab mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera memberlakukan zona larangan terbang di atas Libya untuk melindungi penduduk sipil dari serangan udara yang diluncurkan oleh jet tempur rezim Gaddafi.

Uni Eropa sendiri telah mengatakan zona larangan terbang akan membutuhkan dukungan diplomatik dari organisasi internasional, termasuk Liga Arab.

Meningkatnya korban, ancaman kelaparan, dan krisis pengungsi telah memberikan tekanan pada pemerintah asing untuk segera mengambil langkah-langkah yang tepat melawan rezim Gaddafi.

Pasukan anti-pemerintah Libya, terinspirasi oleh revolusi yang menggulingkan penguasa otoriter di negara tetangga Tunisia dan Mesir, saat ini berjuang untuk menggulingkan Gaddafi, yang telah memerintah Libya selama lebih dari 41 tahun.