Situs Lemhanas (screenshot)

JAKARTA - Setelah situs Polri dibajak dua hari yang lalu, kini giliran situs Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) yang ikut kena bajak oleh hacker.

Ketika Risconficker membuka situs Lemhannas yang beralamatkan www.lemhannas.go.id/id/, terlihat kalau halaman depan situs ini sudah diubah oleh hacker.


Di halaman utama situs Lemhannas, hacker menampilkan tulisan serta bantahan dari visi dan misi Lemhannas RI. Selain itu di bagian bawah tulisan pernyataan hacker juga ada gambar Gayus Tambunan memakai wig, serigala yang sedang melolong dan gambar seseorang berjubah.

Berdasarkan pengamatan Risconficker, Kamis (19/5/2011), di atas tulisan visi dan misi Lemhannas tersebut hacker menuliskan bantahan yang tertulis "Pemberitahuan kepada rakyat di indonesia ...!!! Bahwa pada zaman ini .. , Nama Lembaga Ketahanan Nasional sudah tidak sesuai dengan kondisi realita. Sudah Tidak Sesuai dengan Visi Misi ...VISI LEMHANNAS RI.

Selain tulisan bantahan di atas, sang hacker juga memaparkan secara panjang bantahan terhadap visi dan misi Lemhannas.

Beberapa poin dari pemaparan hacker tersebut menyatakan bahwa program pertahanan Republik Indonesia (RI) sangat penting, sumber daya manusia (SDM) untuk pertahanan masih sangat sedikit, alat utama sistem pertahanan (alutsista) Indonesia sudah tidak memadai dan anggaran untuk sistem pertahanan tidak sesuai dengan kebutuhan.

Tapi ketika Risconficker membuka halaman yang lain, tampilannya masih normal dan masih bisa dibuka. Ini menandakan bahwa hanya halaman utama saja yang diserang oleh hacker.

"Kepada Admin ,, Tenang data masih aman .!! Kami hanya Ingin Menyampaikan Unek Unek, Maka dengan ini ,, kami rkyat Indonesia ingin Perubahan .. Merdeka .!!," tambah sang hacker.

Di situs ini sang hacker juga menuliskan kode namanya bertuliskan 'HaCK aS*_aBANG' yang di bawahnya juga bertuliskan 'Greetz : BALIKITA - X-HabieCrew - Su34n9 H4x0r'.

Akhir-akhir ini semakin banyak situs lembaga pemerintah yang dibajak oleh hacker, entah itu adalah perbuatan iseng maupun kritik terhadap pemerintah.